Maaf sebelumnya, mungkin tulisan ini telat dalam penyampaiannya karena sudah tidak pas dengan momentnya. namun sekarang kan masih berasa hawa merayakan kemerdekaan, jadi tak ada salahnya jika aku berbagi sedikit pengalaman yang lalu mengenai 17 Agustus.
Sebenarnya tulisan ini telah aku tulis tepat di hari lahir bangsa ini , anamun karena kesibukan jadi sekarang baru bisa membagi tulisan ini.
Hari ini tepat
hari lahirnya bangsa Indonesia. Ya usianya hmpir menyentuh seperempat abad,
usia kemerdekaan Indonesia hampir setara dengan usia harapan hidup orang
Indonesia. Meskipun sudah menginjak usia yang ke- 69, namun wajah Indonesia
takkan pernah tua. Mengapa demikian?? Iya karena wajah indonesia dihiasi oleh
para pemuda bangsa ini yang senantiasa berbenah diri untuk menuju Indonesia
yang maju dan sejahtera.
Bicara HUT RI
pasti ada berbagai aksi sebagai tanda dan perayaan untuk Indonesia. Berbagai perlombaan
seperti lomba karung, makan krupuk, panjat pinang, dan lain lain yang tak bisa
aku sebutkan disini. Jaman
aku masih SD meriah sekali termasuk lomba tersebut. He he ..asyik lho,
coba ingat-ingat deh masa HUT RI jaman masih kecil kalian dulu.
Oh ya di
desaku dulu dan sekarang yaitu desa Tlogomulyo, setiap HUT RI bisa dipastikan ada karnaval
tujuh belasan kecuali bulan puasa ya. Ya iya kasihan adik-adik yang kepanasan
nanti dehidrasi he...he.... dulu waktu aku masih jaman SD pertama ikut karnval
kelas dua SD, masih inget banget nih aku menjadi barisan anak pramuka yang
berbaris di depan para anak berseragam merah putih dan topi dengan warna yang
sama. Aku berbaris dengan pakaian pramuka dan topi besek(mirip tempat nasi yang
terbuat dari bambu). Kelas tiga aku jadi tukang ronda lengkap dengan sarung
kentongan dan peci, keren ga tuh. Kelas empat aku menjadi altet olah raga bulu
tangkis, berpakaian olah raga lengkap dengan topi dan raket (raket minjem
tetangga sebelah)hhe... . kelas limanya aku
menggunakan sepeda hias, pas banget waktu itu aku baru dibelikan sepeda baru
merk phonik dihias pakai kertas hias warna warni. Kelas enamnya hha....aku lupa
jadi bagian apa? (emotnya mringis)
Sejak aku
masuk SMP tidak
pernah ada karnaval lagi (emotnya sedih), perayaan HUT RI hanya ada prosesi
sakral upacara(ha..ha..kayak pernikahan saja) memperingati hari kemerdekaan RI
tanggal tujuh belas Agustus, setelah upacara ya sudah pulang...cepet-cepet
nonton barisan paskibraka nasional yang tayang di TV. Tapi sebelumya ada
perlombaan seperti tarik tambang, estafet air, lomba kreasi dan kebersihan
kelas, balap karung (tak pernah lupa sampai sekarang)dll.
Setelah masuk
SLTA/SMA lombanya semakin edukatif dan tentunya sangat fun alias menyenangkan
(sedikit pakai bahasa asing biar keren he..he..). Banyak jenis perlomabaan
mulai dari olah raga
voli, basket, vutsal. Dari bahasa
dan sastra ada lomba mading lengkap dengan puisi di dalamnya, cerpen
dari tiga bahasa Prancis, Jawa, Indonesia. Dari seni musik ada lomba band. Lomba kebersihan dan
kerapian kelas, lomba upacara. Dan di hari H tentunya ada upacara peringatan
HUT RI. H+1 ada kegiatan rutin di kecamatan Gubug yaitu karnaval tujuh belasan, ini nih paling
ditunggu para warga masyrakat sekitar karena penuh dengan pertunjukan. Selama
aku SMA ada karnaval hanya satu kali karena dua tahun berikutnya berpapasan
dengan bulan puasa, jadi tidak dimungkinkan untuk diadakan karnaval berkeliling
jalan protokol Gubug.
Jaman SMA paling terkesan
karnavalnya, anaknya pada kreatif,ada yang jadi pengantin lengkap dengan
pakaian adat seluruh nusantara, berbagai profesi, hantu (kuntil anak, sundel
bolong, tuyul ada, rada serem...) pakaian jadul lengkap dengan sepeda untanya
dan topi serta kaca mata, masih banyak lagi serta lupa pula aku... (logat papua). Setiap
kelas wajib menghadirkan tema bebas, ada yang memilih tema putri lengkap dengan
pakaian ala putri dan pangeran serta memegang mawar putih, ada yang tema rocker
dengan atribut serba hitam, ada tema adat jawa lengkap pakaian blangkon dan
kebaya, ada tema perkusi yang semua anggota kelasnya bawa barang rongsokan
sebagai pendukung perkusi dan bisa dipukul dengan irama,tema kartun waktu itu
spongbob besar barisannya berpakaian serba kuning, tema kampus dengan atribut
pakai kaca mata dan pakai maskot buku gede dari sterofoam (kelas aku dulu). Dan
masih banyak lagi yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. Lupa juga kalau
nyebutin satu persatu kelas karena ada banyak kelas kelas sepuluh ada tujuh
kelas, kelas sebelas dan dua belasnya sama ada tujuh kelas. Namun sekarang
sepertinya kelasnya nambah lagi.
Dari barisan
karnaval tersebut berkumpul dengan tiga SMA swasta, tiga SMK swasta, satu SMP
Negeri, Tiga SMP swasta dan SD di desa Gubug (ngga sanggup ngitung). Dari
mereka banyak juga tema yang dihadirkan dan pertunjukan.
Setelah semua peserta
dari instansi sekolah se-desa Gubug hadir di lapangan kecamatan, baru semuanya peserta berjalan mengelilingi
jalan protokol gubug dengan nomor urut untuk menjaga ketertiban. Dalam karval
dinilai sekolah mana yang paling unik kreatif dan rapi maka itu pemenangnya dan
dapat hadiah dari bapak camat.
Namun sekarang sudah kuliah
jadi tidak ada profesi upacara sakral, karnaval, sekarang hanya jadi penonton
setia acara tersebut di TV dan di jalan (kasihan bener...). di kampus ada juga,
namun hanya ditujukan bagi mahasiswa baru lengkap dengan pakaian hitam putih
dan para bapak ibu dosen serta para birokrat kampus, tidak dimungkinkan seluruh
mahasiswa berkumpul menginguti upacara karena lapangannya tidak muat. Meskipun
demikian rasa banggaku serta hormatku masih tertanam menjadi bangsa Indonesia.
Dirgahayu Indonesiaku yang ke-69. MERDEKA....MERDEKA!!!!!!!!!!!!!!!!! dan
jayalah negeriku INDONESIA.